Sedari tadi Kapten Bhirawa hanya duduk terpasung. Selepas pertemuannya dengan anak komandan, hatinya tak begitu dalam menanggapi seratus persen atas pinangan yang tidak bertepuk sebelah tangan itu. Justru kegamangan yang ia hadapi saat ini.
Dengan mendapatkan putri dari seorang anak TNI, berarti ia mengamini harapan orang tuanya. Di sisi lain ada mutira kasih dari perempuan berkerudung yang kini mengajar di SD Darul Ilmi Surabaya. Pikirnya, pantaslah kiranya kalau ia yang berwatak keras bisa bersanding dengan perempuan lembut seperti Halimah.
Ia pegang dua surat cinta dari orang yang berbeda. Menyanggupi isi amplop berwarna biru muda, berarti sebentar lagi statusnya menjadi menantu komandan. Lalu, ia membuka kembali surat beramplop merah marun. Bhirawa langsung membaca paragraf terakhir sebelum salam.
“Semua kembali kepadamu, Kapten. Istikharahlah!”
Teriring salam,
6 Komentar
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Flash Fiction Senandung Cinta.
BalasHapusIkuti juga Kontes Unggulan Blog Review Saling Berhadapan di BlogCamp (http://abdulcholik.com)
Salam hangat dari Surabaya
Semoga berkenan ya pak dhe
Hapussingkat padat jelaas mengenaa ceritanya..:D
BalasHapussukses ya ngontesnya
makasih...
HapusWah. Kalo versi sini, Kapten Bhirawanya lagi galau antara dua pilihan ya? :D
BalasHapusSalam kenal. Kunjungan pertama nih. Sukses utk GA-nya yaa ;)
iya mbak... maklum lah, bikin cerita 10 menit..
HapusMakasih ya mbak duah berkunjung. Sering-sering deh
Jika Anda memetik manfaat dari blog Guru Muda ini, segera BAGIKAN kepada anggota keluarga, sahabat Anda.
Agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.
Hatur nuhun.