Amalan Doa Agar Terhindar dari Musibah

GURUMUDA.WEB.ID - Berita bencana di televisi menyisakan derita bagi kita sebagai saudara ketika menyaksikan evakuasi korban. Terenyuh saat mayat dibopong petugas. Lalu bagaimana sikap kita menyikapi bencana yang terus Allah turunkan?



Islam, mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu menumbuhkan asa, keinginan, termasuk untuk urusan duniawiyah. Kita pun sangat memahami bahwa seluruh hari dan seluruh bulan tersebut baik. Dan setiap hari dan waktu pun mempunyai keberkahannya.

Islam meendidik kita untuk selalu memiliki mental optimistis dan membubuhkan harapan yang baik terhadap kehidupan, dan segala yang berhubungannya.

Sebaliknya, ajaran agama islam tidak mengizinkan kita mempercayai sangkaan-sangkaan yang salah, yang menyangkut kecelakaan dalam kehidupan, sebagaimana kepercayaan orang-orang Jahiliyyah masa lampau.

Banyak hadits yang menerangkan perkara tersebut. Diantaranya ialah di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Disebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “ Tidak ada penularan (penyakit), tidak terdapat thiyarah, tidak terdapat hamah, dan tidak terdapat pula Safar,”

Seorang Arab Badwi bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta yang sehat yang lantas dicampuri unta yang berpenyakit, sehingga membuatnya berpenyait juga?”


Maka, Rasulullah shalallhu ‘alaihi wa sallam berkata, “Lalu siapa menulari yang pertama?”

Arti Hamah ialah burung hantu. Orang-orang Jaailiyah mempercayai  bahwa, bila burung hantu mengitari lokasi tinggal salah seorang diantara lokasi tinggal mereka, maka orang itu atau di antara dari anggota keluarnganya bakal meninggal.

Maka, maksud tidak terdapat hamah ialah tidak terdapat tanda-tanda kecelakaan (kesialan) dengan burung hantu.

“Tidak terdapat Safar” artinya ialah tidak adanya safar yang diakhirkan daeri waktunya. Dahulu, orang-oran Arab mengakhirkan Bulan Muharam ke Safar. Dan menjadikan bulan Safar menjadi bulan yang mulia.

Maksudnya, mereka dahulu mempercayai bahwa adanya kemalangan, dengan masuknya Bulan Safar. Karena mereka menginginkan di dalam bulan tersebut tidak ada bencana dan ujian.

Maka, definisi “tidak terdapat Safar” ialah tidak terdapat kesialan dengan masuknya bulan tersebut.

Dalam kitabnya Al Atsar,Imam Ath Thahawi  melafalkan hadist berkaitan dengan perkara ini, yang berbunyi, “iyafah, thiyarah, dan tharq ialah termasuk syirik."


Apa itu iyafah?


Iyafah ialah membuat burung terbang untuk menyaksikan apakah ia pergi ke kanan atau ke kiri. Orang yang melakukan tersebut menggunakannya sebagai tuntunan untuk memutuskan mengerjakan perjalanan atau tidak.

Jika burung tersebut terbangnya ke arah kanan, mereka menyimpulkan untuk pergi. Sebaliknya, andai burung tersebut terbang ke kiri, maka mereka menyimpulkan untuk tidak pergi.

Thiyaroh, ialah mengambil keputusan firasat kesialan dengan memakai nama-nama burung, warnanya, dan arah terbangnya. Meskipun tidak diciptakan terbang secara dipaksa.

Jadi, Thiyaroh lebih umum dikomparasikan dengan iyafah.

Sedangkan, Thorq ialah menggunakan batu kerikil untuk memungut ciri-ciri tuah atau mencatat dengan pasir. Dengan destinasi untuk mengindikasikan perkara yang ghoib.

Berkaitan dengan hadist “tidak terdapat penularan,” ada pula hadits-hadist yang diperkirakan oleh beberapa me-nasakh-kan hadist itu.

Di dalam Sahih Bukhari dan Muslim, ada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi w sallam, bahwa beliau bersabda, “Hendaklah empunya unta yang sakit tidak mengunjungi unta yang sehat,”

Maksudnya, larangan untuk menyebabkan untu yang sakit ke lokasi yang sehat.
Terdapat pula hadist yang lainnya, “Berlarilah/menyingkirlah dari orang yang berpenyakit kusta laksana berlarinya anda dari singa,”

Dalam hadist beda lagi disebutkan, “Apabila anda mendengar terdapat wabah tho’un di sebuah tempat, janganlah anda memasukinya,”

Hadist-hadist itu di atas seolah-olah berlawanan dengan hadist “Tidak terdapat penularan” sampai-sampai disangka  me-nasakh-kannya. Padahal tidak demikian.

Karena yang dimaksud ialah tidak terdapat penularn sebagaimana yang dipercayai orang-orang Jahiliyah, bahwa penyakit-penyakit tersebut menular. Demikian pun secara otomatis tanpa mempercayai bahwa itu ialah takdir Allah Ta’ala.

Meskipun demikian, dalam proses kehidupan di dunia memang balai (malapetaka) dan bencana tersebut ada. Diantara keterangan-keterangan ulama sehubungan dengan ini ialah bahwa di hari Rabu terakhir/pemungkas bulan Safar turun bala yang paling besar.

Namun, urusan ini tidak berarti bulan Shofar ialah bulan bala. Secara keseluruhan, bulan Shofar sama saja dengan bulan-bulan yang lainnya.

Jadi keterangan tersebut tidak berlawanan dengan kepercayaan bahwa seluruh bulan dan seluruh hari, itu ialah baik.

Karena itu, di bulan Safar dan pun sebagai antispiasi anda terhadap kondisi-kondisi yang mungkin dapat terjadi.


√  Doa-doa Tolak Bala di Bulan Shafar

Berikut ini ialah do’a-do’a tolak bala yang dapat diamalkan di bulan Safar. Diantaranya terdapat yang dibac di hari kesatu bulan Safar, terdapat yang dibaca masing-masing hari di bulan Safar. Ada pula doa yang dibaca di ari Rabu terakhir bulan Safar atau yang tidak jarang disebut Rebo Wekasan/RabuWekasan


 √  Doa Hari Pertama Bulan Safar

Dari perkataan semua ulama sholihin, bisa diketahui bahwa pada hari Rabu terakhir atau Rebo Wekasan di bulan Safar turunyya bala yang paling besar.

Bahkan bala tersebut terbagi-bagi sepanjang tahun, turun di hari itu.

Barang siapa yang hendak selamat dan terjaga dari bala itu, maka hendaklah berdoa di hari kesatu bulan Safar dan di hari Rabu terakhir tersebut dengan doa di bawah ini.

Barang siapa yang membacanya, Allah Ta’ala bakal menyingkirkan darinya kejelekan bala itu.

Inilah do’anya:

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat dan kesejahteraan untuk junjungan kami, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam., pun kepada family dan semua sahabatnya.

Aku berlindung untuk Allah dari kejelekan zaman ini dan orang-orangnya, dan aku berlindung dengan kebesaran-Mu, kehormatan kesucian-Mu. Agar Engkau melindungiku, kedua keluargaku, anak-nakku, istriku, orang-orang ang aku cintai, dan segala yang disayangi hatiku., dari kejelekan tahun ini.

Dan jagalah aku dari kejelekan yang Engkau tentukan di dalamnya. Palingkanlah dariku kejelekan bulan Safar, Wahai Dzat Yang Mulia Pandangan-Nya.

Dan akhirilah untukku dalam buan dan masa ini dnegan kesalamatan, afiat, dan kebahagiaan untukku, kedua orangtuaku, anak-anakku, istriku, segaa yang disayangi hatiku, da seluruh muslimin.

Semoga Allah Ta’ala meimpahkan rahmat dan kesejahteraan untuk junjungan kaami, Nabi Muhmmad shalallahu ‘alaihi wa sallam, pun kepada keluarga, dan semua sahabatnya.”

√  Do’a Harian Bulan Safar

Di dalam buku Kanzu An Najah wa As Surur, karya Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi,  disebutkan, bahwa orang yang membaca setiap hari sekitar bulan Safar doa berikut, niscaya Allah Ta’ala bakal menjaganya dari bencana dan musibah di tahun tersebut sampai bulan Shafar tahun berikutnya.

Dan ia insya Allah tak akan terpapar bala apa pun.

Berikut do’a yang dibaca masing-masing hari di bulan Safar:



√  Amalan dan Do’a yang Harus Dibaca pada terakhir bulan Shafar

Al Imam Al ‘Allamah Asy Syaikh Ad Dairobi dalam kitabnya, Mujarobat, sebagaimana  dikutib dlam buku Kanzun Najah was Surur mengatakan, beberapa ulama arigin billah melafalkan bahwa sepanjang tahun turun 320.000 bala/malapetaka, dan semuanya tersebut ada di Hari Rbu terakhir Buln Shafar.

Maka, hari tersebut adalahhari yang sangat lemah dalam setahun.

Barang siapa di hari tersebut melakukan Sholat 4 rakaat. Yang mana masing-masing rokaatnya setelah menyimak surt Al Fatihah, menyimak surat Al Kautsar 17x,  Al Ikhlash 5x, AL Falaq & An Naas setiap sekali, lalu sesudah salam menyimak do’a inilah ini. Allah dengan Kemurahan-Nya bakal menjaganya dari segala bala yang turun di hari itu.

√  Berikut Do’a Terakhir Bulan Safar:

Cara yang lain dilafalkan oleh Syaikh Al Buni dalam kitabnya, Al Firdaus:
Sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan bala di Rbu terkhir bulan Shafar di anatara langit dan bumi, lalu setiap bala dipungut oleh malaikat yang bertugas atasnya.

Kemudian bala tersebut dibagi-bagi ke semua alam. Maka, kematian, bala, dan kesusahan yang terjadi ialah bala yang dibagi-bagi itu.

Maka, barang sip hendak selamat dari bala itu, hendaklah mengerjakan Shalat empat rokaat, di rokaat kesatu menyimak surat AL Fatihah dan Ayat Kursi. Dan di rakaat kedua menyimak surat Fatihah dan AL Ikhlash.

Itu dilaksanakan setiap 2 rakaat.

Setelah selesai, menyimak sholawat untuk Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi w sallam dengan sholawat apa saja yang hafal. Bisa sholawat Ibroimiyah, Sholawat Adrikni, Sholawat Mubrom, dll.

Lalu, membaca do'a inilah ini:

Sebagian ulama sholihin menuliskan, Rabu terakhir bulan Safar adalah hari yang tidak cukup membawa keberuntungan, sehingga disarankan  pada hari tersebut membaca Surat Yasin.

Ketika hingga pada ayat :

 "SALAMUN QOULAN MIN ROBBI RIHIIM" dibaca sejumlah 313x.

0 Komentar

Jika Anda memetik manfaat dari blog Guru Muda ini, segera BAGIKAN kepada anggota keluarga, sahabat Anda.
Agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.

Hatur nuhun.