Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kamaruddin Amin mengatakan, guru-guru baru yang belum mengajar tidak lagi mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG). Tetapi semua wajib mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan.

"Saya rencanakan tahun 2017 sudah mulai, jadi untuk untuk guru agama, kita mulai pelaksanaan dulu di fakultas untuk calon-calon guru. Untuk guru-guru yang sudah pernah mengajar itu mengikuti PLPG," kata Kamaruddin yang gurumuda.web.id kutip dari Kemenag.go.id, saat memberikan arahan dan membuka acara Koordinasi Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru Madrasah di Bogor, Jumat (30/9).


Masih menurut Kamaruddin, perlu diketahui, ke depan yang menjadi guru itu tidak hanya lulusan tarbiyah, tetapi juga dari fakultas-fakultas non tarbiyah. Karena lulusan Fakultas Ushuluddin, Dakwah, Adab itu juga bisa menjadi guru. Syaratnya harus mengikuti PPG dulu dan mengikuti training di tarbiyah.

"Jadi tarbiyah tidak perlu juga merasa kaplingnya diambil, tetapi seluruh fakultas mengikuti pelatihan intensif PPG sekitar enam bulan sampai setahun untuk bisa mendapatkan ilmu pedagogig di tarbiyah, akan tetapi kontennya fakultas-fakultas lain," ucap Kamaruddin.

Dirjen Pendis juga mengatakan, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2016 ini tidak hanya guru umum saja, guru agama juga harus mendapatkan sertifikasi tahun ini.

"Kita lihat dan secepatnya kita putuskan berapa kuota berapa guru umum, berapa guru agama," kata Dirjen,

"Kita akan berkoordinasi dengan kementerian terkait akan hal ini," tambahnya.

Kamaruddin Amin mengatakan, kita ada rencana melakukan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Menurutnya, ini juga penting untuk diketahui. Rencana desain LPTK yang sedang kita desain itu adalah nanti kita akan melaksanakan PLPG.

"Jadi PLPG ini untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban kita ini," jelas Dirjen.

Diceritakan Dirjen, saat dirinya melakukan kunjungan ke Skandinavia beberapa waktu lalu, ternyata di Denmark, Finlandia, dan Norwegia, yang namanya guru itu mempunyai dua keahlian yang berimbang antara pengetahuan tentang materinya dan pengetahuan pedagoginya. Itu harus dibuktikan dengan sertifikat dan pelatihan-pelatihan yang intensif.

Penguasaan Konten Guru Madrasah Lemah


"Nah, ini yang menjadi kelemahan mendasar. Guru-guru kita yang berada di madrasah itu khususnya guru-guru agama kita itu, penguasaan kontennya, penguasaan materinya itu lemah sekali. Karena di tarbiyah di seluruh Indonesia desain kurikulumnya lebih pada pedagogignya, tetapi penguasaan materinya lemah," ucap Dirjen.


Ditambahkannya, selama ini desain fakultas tarbiyah itu memang lebih pada pedagogignya,daripada kontennya. Padahal untuk menjadi guru itu harus menguasai materi juga - menguasai ilmunya- kalau hanya menguasai pedagogignya, maka tidak bisa mentranfer ilmunya secara maksimal.

"Jadi kedua duanya harus seimbang. Antara kompetensi pedagogig dengan penguasaan materi itu harus seimbang dan itu harus disempurnakan melalui PPG, yang akan dilaksanakan pada saat yang akan datang," imbuhnya.

Penguasaan Pendagogig Fakultas Tarbiyah harus Kuat

Masih menurut Dirjen, untuk fakultas tarbiyah misalnya, yang pedagoginya kuat itu harus ditambah materi pelajarannya, dan kurikulum tarbiyah akan kita ubah. Kita akan lakukan review kurikulum secara fundamental untuk mencetak guru yang menguasai atau kapasitas bidang materi dan juga pedagogig.

Harapan Dirjen, mahasiswa Fakultas Tarbiyah nantinya tidak akan seperti sekarang. Dimana sarjana pendidikan langsung bisa menjadi guru. Akan tetapi mereka mengikuti pelatihan lagi yang kemudian ketika diwisuda langsung sudah mempunyai sertifikat pendidik.

GURU sama dengan DOKTER

"Jadi sama dengan dokter, kalau dokter itu nanti mencetak sarjana kedokteran kemudian mengikuti kelas lagi untuk bisa menjadi dokter, jadi dokter itu profesi, sama dengan guru, guru itu juga profesi," ucap Dirjen.

"Seorang guru menjadi profesional itu setelah mengikuti PLPG selama tujuh hari, padahal itu sangat tidak cukup. Oleh karena itu, nanti ke depannya harus kita reformasi," pungkas Kamarudin Amin.