Demi Mencintai, Mati Lampu Bukan Halangan

GURUMUDA.WEB.ID --- SEDARI sore menjelang Maghrib dilakukan pemadaman listrik berjamaah. Hanya beberapa buah lilin saja yang bisa menerangi rumah kami yang dijadikan tempat pengajian anak-anak shift malam.

Beruntung saya punya anak-anak seperti mereka. Sebab mereka, jiwa ini terus diolah. Rasa cape setelah beraktivitas seharian di luar bukan alasan untuk libur mengasuh.

Beruntungnya mengasuh mereka, saya bisa mendapatkan do’a dari mereka. Apalagi ada dianatara mereka yang sudah tidak beribu atau berbapak. Ya. Dari mereka ada yatim piatu. Saya sangat meyakini ajaibnya sekumpulan do’a dari mereka, terlebih dari yatim.

Malam Jum’at memang rutinitas kami dengan kegiatan istighosah wa sholawah. Juga pembacaan sirah nabi dalam Kitab Syi’rul Hisan berbahasa Sunda huruf Pegon. Saya lantunkan dengan danding Pupuh Sinom. Selaras dengan suasana malam Jum’at (29/10) ini dengan kondisi mati lampu berjamaah. Anak-anak merasa dipepende dengan kisah nabi dengan lantunan pupuh.

Lokasi di tempat kami yang tepat di tengah sawah menambah suasana semakin khidmah dalam kecintaan kepada sang nabi. Lantunan shalawat dengan tabuhan hadroh marawis saling bersahutan dengan suara jangkrik yang sejak maghrib tadi sudah berzikir. Demi mencintai nabinya, mati lampu bukan penghalang untuk terus menyebut namanya. Penghulu para nabi dan rasul.

Do’a yang dipanjatkan bukan untuk kami saja, melainkan bagi sahabat kami yang selalu mencintai dan mendukung perjuangan kami membangun Pondok Kreatif & Pesantren Impian AsmaNadia yang akan dijadikan sebagai rumah inap yatim piatu dhuafa, pusat pembelajaran prestasi dan pendampingan kejar prestasi ini.

Sungguh…

Malam ini sangat berbeda dengan malam Jum’at sebelumnya. Bukan berarti setiap waktu memang berbeda, melainkan serasa ada angin segar yang bukan biasa mengelilingi kami.

Isak tangis anak-anak begitu menggetarkan jiwa-jiwa yang menghadiri majelis kecil ini. Apalagi bagi si pendosa ini. Saya ajak mereka kepada perjalanan mengingat mati.

“Bagaimana jika esok lusa ayah dan ibu kalian meninggal?”


Apa yang akan kalian lakukan. Kalian hanya bisa menangis dan menangis.

Anak Adam di dunia teh moal lila
Hiji mangsa urang teh baris teu aya
Lamun maot geus katanca anak Adam
Hamo aya nu bisa ngahalang-halang

“Ayolah... Sekarang kita manfaatkan waktu untuk bisa berbakti kepada orang tua, berbakti pula kepada guru-gurumu!”

Ingat anak-anakku…

“Jangan jadikan ke-yatim-an mu melemahkan semangat untuk menjadi manusia bermanfaat!”


Semoga pula nabi kita menolong kita dengan lautan kecintaan.


***


Lepas berdo’a sebagai penutup, keempat puluhan anak-anak menyusuri galengan sawah dalam kegelapan. Karena listrik belum juga menyala.

29 Oktober 2015
22.35 WIB

#PondokKreatifPesantrenImpian AsmaNadia
#AjaibnyaDoaYatim
#JumatBerkah

1 Komentar

Jika Anda memetik manfaat dari blog Guru Muda ini, segera BAGIKAN kepada anggota keluarga, sahabat Anda.
Agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.

Hatur nuhun.