GURUMUDA.WEB.ID - Alhamdulillah, setiap hari selalu saja rumah saya didatangi tamu. Kalau bukan orang tua, ya pasti anak-anak yang ikut mengaji 'a ba tsa'.
Banyak keberkahan selama mereka ada di rumah. Benarlah adanya, jika rumah yang sering disinggahi tamu, yakin datang bersama rezekinya.
Tiap sore, anak-anak belajar mengaji: tahsin Qur'an, tahfiz, kitab kuning, dll. Usia mereka beragam, mulai dari 4 tahun sampai usia anak SMA.
Cukup menguras tenaga dan pikiran juga untuk menerapkan pola pembelajaran seperti apa yang harus digunakan. Sementara, kebanyakan saya menerapkan kurikulum secara kondisional dan mandiri. Artinya, disesuaikan dengan bagaimana situasi dan kondisi yang ada. Lebih ke improvisasi. Saya akui, jelas ini sebagai kelemahannya.
RUMBI itu...
Ada salah seorang orang tua santri yang anaknya masih berumur 4 tahun. Tiap sore ia harus dengantarkan anaknya mengaji ke rumah saya dengan jarak yang cukup jauh, karena berbeda Kampung. Sering pula ketika hujan, ia harus rela mengantar anaknya mengaji. Jalan yang licin, karena harus melewati pematangan menjadi perjuangan demi sang anak pintar mengaji.
Suatu hari, ia meminta saya untuk membuka jam belajar khusus buat anaknya di pagi hari, sekitar jam 9-an. Setelah bermusyawarah dengan istri, kami pun mengiyakan
Maka, dibukalah jam belajar pagi buat Denta, anak santri yang berumur 4 tahunan itu.
Banyak keberkahan selama mereka ada di rumah. Benarlah adanya, jika rumah yang sering disinggahi tamu, yakin datang bersama rezekinya.
Tiap sore, anak-anak belajar mengaji: tahsin Qur'an, tahfiz, kitab kuning, dll. Usia mereka beragam, mulai dari 4 tahun sampai usia anak SMA.
Cukup menguras tenaga dan pikiran juga untuk menerapkan pola pembelajaran seperti apa yang harus digunakan. Sementara, kebanyakan saya menerapkan kurikulum secara kondisional dan mandiri. Artinya, disesuaikan dengan bagaimana situasi dan kondisi yang ada. Lebih ke improvisasi. Saya akui, jelas ini sebagai kelemahannya.
RUMBI itu...
Ada salah seorang orang tua santri yang anaknya masih berumur 4 tahun. Tiap sore ia harus dengantarkan anaknya mengaji ke rumah saya dengan jarak yang cukup jauh, karena berbeda Kampung. Sering pula ketika hujan, ia harus rela mengantar anaknya mengaji. Jalan yang licin, karena harus melewati pematangan menjadi perjuangan demi sang anak pintar mengaji.
Suatu hari, ia meminta saya untuk membuka jam belajar khusus buat anaknya di pagi hari, sekitar jam 9-an. Setelah bermusyawarah dengan istri, kami pun mengiyakan
Maka, dibukalah jam belajar pagi buat Denta, anak santri yang berumur 4 tahunan itu.
0 Komentar
Jika Anda memetik manfaat dari blog Guru Muda ini, segera BAGIKAN kepada anggota keluarga, sahabat Anda.
Agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.
Hatur nuhun.