Kelas Siswa: Mapel Qurdist Bab II Kugapai Rezeki-Mu, Dengan Ikhtiarku

GURUMUDA.WEB.ID - Kelas Siswa: Mapel Qurdist Bab II Kugapai Rezeki-Mu, Dengan Ikhtiarku - Di antara manusia, banyak orang yang mendapatkan rezeki dengan sangat mudah. Sebaliknya, tidak sedikit dari mereka yang merasa kesulitan memperoleh rezeki, meskipun sudah berjuang keras untuk mendapatkannya.

Karena itu, setiap orang diwajibkan berusaha mendapatkan rezeki sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing, salah satunya dengan bekerja.


Rezeki Allah Sangat Luas


Allah Swt. menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Manusia dikaruniai badan yang sehat, otak yang cerdas, serta keimanan dan kemampuan melaksanakan ibadah dengan baik. 


Namun demikian, ada sebagian manusia yang mempunyai pemikiran bahwa rezeki Allah hanya berupa materi.

Padahal, rezeki Allah sebenarnya sangat luas. Udara yang kita hirup setiap hari adalah rezeki, kesehatan dan kebugaran tubuh kita juga termasuk bagian dari rezeki; kemampuan untuk melangkah, berjalan, dan beraktivitas adalah rezeki. 

Bahkan akal pikiran dan perasaan yang dapat mengangkat kita menjadi manusia bermartabat dibandingkan makhluk lain itu juga termasuk rezeki Allah. Lantas, apakah pengertian rezeki itu?

a. Pengertian Rezeki

Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat, berdaya guna bagi makhluk, serta dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber penghidupan. Rezeki juga berarti anugerah, karunia, atau pemberian dari sisi Allah Swt. kepada makhluk-Nya. 

Dengan ungkapan lain, segala sesuatu yang dapat menunjang kelangsungan hidup manusia dan mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik disebut rezeki.

Maka, tahukah kalian bahwa rezeki manusia dan seluruh makhluk hidup sudah dijamin oleh Allah Swt.? Perhatikanlah firman Allah dalam surah ar-Rum [30]: 40 berikut ini :

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَٰلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha suci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. ar-Rum [30], ayat 40)

Pada ayat di atas, Allah menegaskan bahwa Dia telah menghidupkan manusia, memberi rezeki, mematikan, dan menghidupkan mereka kembali. 


Kemudian Allah mempertanyakan kepada manusia “Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian?” 

Kalimat tanya semacam ini lazim disebut dengan pertanyaan untuk menegaskan. Dalam arti, penegasan bahwa tidak ada makhluk yang dapat berbuat demikian. Inilah yang membutikan bahwa tidak ada yang satu makhluk pun yang dapat disekutukan dengan Allah. Dia Maha suci dari segala prasangka orang-orang yang menyekutukan-Nya.

b. Spirit Al-Quran dalam Mencari Rezeki

Setelah kalian mengetahui bahwa seluruh makhluk yang ada di muka bumi telah dijamin rezekinya oleh Allah, bukan berarti rezeki akan datang begitu saja tanpa berbuat apa-apa. Tetapi dengan anugerah akal dan kecerdasan, kita akan memperoleh rezeki dengan cara bekerja dan berusaha. Sehingga apa yang kita peroleh benar-benar dari sumber yang halal dan berkah.

Islam tidak menganjurkan pemeluknya menjadi pengangguran, meski dengan alasan untuk berkonsentrasi dalam beribadah kepada Allah Swt. Atau, menggantungkan belas kasih orang lain dengan cara meminta-minta. 


Jadi, usaha mencari rezeki adalah suatu keharusan. Seseorang yang bekerja dengan cara yang baik, halal, dan tujuannya benar, ia akan mendapatkan rezeki dalam bentuk materi, sekaligus memperoleh pahala. Karena apa yang diusahakannya termasuk perbuatan ibadah.

Renungkanlah firman Allah Swt., “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. al-Jumu’ah [62]: 10). 


Dalam tafsir ar-Razi dijelaskan bahwa makna “maka bertebaranlah kamu di muka bumi” mengacu pada dua hal:

Pertama, perintah untuk menyelesaikan tugas-tugas hidup setelah selesai shalat Jumat.

Kedua, larangan untuk duduk-duduk yang tidak bermanfaat dan tidur di dalam masjid seusai shalat Jumat. 


Dengan ungkapan lain, firman Allah di atas memantik inspirasi bagi kita untuk senantiasa “produktif, energik, dan efisien”dalam menggunakan waktu, sekaligus larangan bermalas-malasan.

Selain itu, Allah Swt. berfirman: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu. Maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.”(QS. al-Mulk [67]: 15)

Ibnu Katsir RA juga mengungkapkan, “Menyebarlah kemana pun kalian inginkan di penjuru-penjuru-Nya, dan berkelilinglah di sudut-sudut, tepian, dan wilayah-wilayah-Nya untuk menjalankan usaha dan perniagaan.”


Penafsiran Ibnu Katsir ini memberikan isyarat bahwa salah satu pintu rezeki Allah yang bisa dimasuki manusia adalah lewat bidang perdagangan.

Kebiasaan berdagang ini ternyata sudah dilakukan suku Quraisy sejak masa Rasulullah Saw. Mereka melakukan perjalanan dagang ke luar wilayah Makah pada musim dingin. 

Pergi ke Yaman untuk belanja parfum dan rempah-rempah, serta menjajakan hasil pertanian ke Syam selama musim panas. Hal ini sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam QS. Quraisy [106] 2:


إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ
Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

c. Rezeki yang Halal dan Berkah


Setiap manusia berhak untuk hidup layak, aman, damai, dan bahagia. Menurut al-Quran, hidup layak merupakan hak sekaligus kewajiban mendasar dan utama dalam Islam. 


Sehingga ajaran al-Quran dan Hadis mendorong manusia untuk mencari rezeki yang halal dan thayyib agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi. 

Rasulullah Saw. bersabda: “Wahai manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, pakailah cara baik dalam mencari (rezeki)...”. 

Rasulullah Saw. juga mengingatkan manusia agar berhati-hati dalam mencari harta, dan mengajurkan mereka untuk selektif dalam memperolehnya sehingga harta yang menjadi hak miliknya benar-benar halal.

Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw., bersabda: “Pasti akan datang pada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli lagi dari mana hartanya ia dapatkan, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram." (HR. Bukhari dan AbuYa’la).

a. Kandungan QS. Quraisy

Surah Quraisy terdiri dari 4 ayat dan termasuk surah Makkiyah, atau surat-surat yang diturunkan di Makah. Ayat 1 menjelaskan tentang nama Quraisy yang diambil dari kata “ﺶٍْﻳ ﺮـَُﻗ”, berarti Suku Quraisy. Suku ini mendapat kehormatan untuk memelihara dan menjaga Ka’bah.

Pokok kandungan QS. Quraisy adalah:

Ayat 1; menjelaskan kebiasaan Suku Quraisy yang mempunyai mata pencaharian pokok berdagang,

Ayat 2; menceritakan tentang perjalanan dagang Suku Quraisy pada musim dingin ke Yaman, dan pada musim panas ke Syam dalam setiap tahunnya. Sedangkan keuntungannya digunakan untuk keperluan hidup dan berkhidmat kepada Baitullah yang menjadi kebanggaan mereka.

Ayat 3; Allah mengingatkan Suku Quraisy khususnya, dan umat Islam pada umumnya agar senantiasa bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah sekaligus memanfaatkannya sesuai perintah-Nya. Dalam hal ini, mereka diperintahkan untuk beribadah kepada Tuhan, Sang Pemilik Ka’bah.

Ayat 4; Allah Swt. menunjukkan kenikmatan yang telah diberikan kepada mereka berupa makanan dan rasa aman. Tuhan pemilik Ka’bah itu telah memberi makanan untuk menghilangkan lapar. 


Maka dari itu selayaknya mereka mengesakan Allah Swt. dalam beribadah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan tidak menyembah selain Allah. 
Barangsiapa yang mendurhakai perintah Allah, Dia akan mencabut rasa amannya kelak di akhirat, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)-nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu, Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; Karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. an-Naḥl [16], ayat 112-113)


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, inti pokok QS. Quraisy [106] adalah peringatan Allah kepada masyarakat Quraisy tentang nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan kepada mereka. 

Karena itu, mereka diperintahkan untuk menyembah Allah semata, dan tidak menyekutukan dengan sesuatu pun.

b.  Kandungan QS. al-Insyirah ayat 94


Surat al-Insyirah terdiri dari 8 ayat, dan termasuk surah Makkiyah. Surah al-Insyirah ini diturunkan sebagai pelipurlara bagi Rasulullah Saw. ketika menghadapi ujian-ujian dalam berdakwah.

Adapun isi kandungannya antara lain:

Ayat 1; Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad Saw., sesungguhnya Kami telah melapangkan dadamu dan Kami memberikan cahaya, hingga dadamu menjadi lapang dan luas.

Ayat 2-3; Allah mengabarkan tentang kemudahan yang akan diperoleh Nabi Muhammad Saw. sekaligus menanggalkan beban yang selama ini dipikulnya dan begitu memberatkannya.

Ayat 4; Allah memberikan penghargaan kepada Nabi Muhammad Saw., yakni meninggikan sebutan untuk Nabi. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya nama Muhammad yang selalu bersanding dengan nama Allah dalam konteks pengakuan keesaan-Nya, misalnya dalam dua kalimat syahadat, serta azan dan iqamat.

Ayat  5-6;  Allah  menyatakan,  setelah  kesulitan  akan  datang  kemudahan.  Dia


menyampaikan hal tersebut untuk memotivasi Nabi dan umatnya bahwa tidak ada kesulitan yang tidak teratasi selama manusia memiliki semangat untuk keluar dari kesulitan tersebut, dan selalu bertawakal kepada Allah.

Ayat 7; Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad saw. dan umatnya agar tidak cepat puas dengan hasil usahanya. Juga mengingatkan, jika telah menyelesaikan suatu urusan maka bergegaslah menyelesaikan urusan lainnya.

Ayat 8; Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad saw. dan umatnya agar senantiasa bersandar dan mohon pertolongan hanya kepada Allah Swt.


1.  Berdiskusilah

Setelah memahami materi di atas, ada dua hal yang perlu kalian diskusikan dengan temanmu.

  • Berkelompoklah 5 orang dengan tertib!
  • Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
  • Tuliskan hasil diskusimu dan serahkan ke bapak/ibu guru!

BAHAN
DISKUSI KE-1:

Surah al-Jumu’ah [62] ayat 10 berkaitan dengan spirit Allah dalam mencari 
rezeki. Allah SWT berfirman, “Ketika kita telah selesai mengerjakan shalat, bertebaranlah di muka bumi.”

Ayat ini mengajak kita untuk senantiasa produktif, serta mampu memanfaatkan waktu dan tidak bermalas-malasan dalam menggapai rezeki Allah. 

Bagaimana pendapatmu?
Kemudian, apa yang harus kamu kerjakan agar bisa produktif?


BAHAN
DISKUSI KE-2:

Allah mengingatkan Nabi Muhammad Saw. dan umatnya untuk tidak cepat puas dengan hasil usahanya, sekaligus mengingatkan bila selesai dari satu urusan  bergegaslah  untuk  menyelesaikan  urusan  lainnya.  

Bagaimana tanggapan Rasulullah Saw. dengan pernyataan Allah tersebut?

Nilai-nilai karakter apa yang dapat kalian kembangkan dari pernyataan Allah tersebut?

Memperluas Wawasan Kugapai Rezeki-Mu, Dengan Ikhtiarku

Tahukah kalian, rezeki Allah itu tidak terbatas pada materi saja? Tetapi rezeki Allah itu sangat luas. Manusia diperintahkan untuk mencari rezeki dengan jalan berusaha atau ikhtiar. 

Dengan berusaha berarti manusia telah menjalankan sunnatullah untuk menggali dan mengeksplorasi karunia-Nya yang terbentang di muka bumi. Maka, galilah berbagai macam rezeki yang telah dibentangkan Allah untuk makhluk-Nya. 

Karena segala sesuatu yang diciptakan Allah Swt. tidak akan sia-sia, dan seluruhnya memiliki daya guna yang dapat dikembangkan bagi kelangsungan hidup manusia.

Akhirnya Aku Tahu...

Begitu besar rezeki Allah yang telah dikaruniakan kepada manusia. Di antara mereka ada yang diberikan harta melimpah, menduduki jabatan terhormat, sehat jasmani dan rohani. 

Akan tetapi, dari sekian banyak rezeki tersebut, ada rezeki yang paling berharga yang dianugerahkan kepada manusia, yaitu Iman dan Islam. 

Jika seseorang telah memiliki Iman dan Islam maka keduanya akan melekat kuat di hati, dan ia telah dikaruniai sesuatu yang paling besar. 

Ayo, tuliskan rezeki Allah yang telah diberikan kepadamu, lalu kemukakan bagaimana caramu mensyukurinya!


Mutiara Hikmah Rezeki

Rasulullah bersabda: “Kaya yang sesungguhnya bukan karena memiliki harta melimpah, melainkan kaya diri (hati)

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”(QS. al-A’raf [7] ayat 31

Rangkuman Mata Pelajaran Qur'an Hadist Bab ke-2, Kugapai Rezeki-Mu, Dengan Ikhtiarku:


  1. Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat berdaya guna bagi kelangsungan makhluk hidup.
  2. Allah Swt. memerintahkan manusia untuk senantiasa bersyukur atas rezeki yang telah diberikan.
  3. Mata pencaharian suku Quraisy umumnya adalah berdagang. Pada musim dingin mereka berdagang ke Yaman, sedangkan pada musim panas mereka pergi ke Syam (Suriah).
  4. Allah Swt. telah melapangkan dada nabi Muhammad saw. sebagai tameng untuk menghadapi rintangan orang-orang kafir.
  5. Allah Swt. menjanjikan kepada nabi Muhammad saw. dan umatnya bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan.
  6. Etos kerja harus ditumbuh kembangkan dengan cara bergegas menyelesaikan satu pekerjaan, dan berganti ke pekerjaan berikutnya.
  7. Kita harus senantiasa mengharapkan pertolongan dari Allah Swt. karena Dialah sebaik-baik pemberi pertolongan.

  Uji Kompetensi Siswa Mata Pelajaran Qur'an Hadist

  1. Perjuangan Rasulullah Saw. dalam menjalankan dakwah membuahkan hasil yang gemilang. Maka, Allah memberikan anugerah yang lain berupa pengangkatan nama beliau, sebagaimana pernyataan Allah dalam Surah al-Insyirah ayat 4. Dan anugerah itu pun belum pernah diberikan kepada orang lain. Di mana sajakah pengangkatan nama tersebut?
  2. Isi kandungan surah Quraisy dan al-Insyirah mempunyai keterkaitan yang erat. Sebutkan bagaimana penerapan isi kandungan kedua surah tersebut dalam kehidupan sehari-hari! 
Baca Juga untuk Materi Bab ke-3:
Kebahagiaan Anak Yatim Adalah Kebahagiaanku 

0 Komentar

Jika Anda memetik manfaat dari blog Guru Muda ini, segera BAGIKAN kepada anggota keluarga, sahabat Anda.
Agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.

Hatur nuhun.