Fadil dan Kerupuk Kuning

GURUMUDA.WEB.ID - Ba'da Jum'at ada agenda musyawarah Kecamatan Bersholawat di Ponpes Tarbiyatul Athfal (Pangersan Ajengan Iom). Menunggu jemputan, saja janjian di warung es kelapa depan Wihoga.

Mata saya terusik dengan mendekatnya seorang anak yang medorong roda, isinya kerupuk kuning.
Saya hentikan bocah itu untuk saya ajak ngobrol.

Fadil. Pernah sekolah di SD Karangtengah II. Tapi ia tidak melanjutkan ke SMP.
"Kenapa nggak mau sekolah?" tanya saya.

" Ah alim we..." singkatnya tersipu.

Fadil. Yatim. Ia tiap hari berkeliling jualan kerupuk kuning yang digoreng ibunya. Itu pun bukan milik mereka. Tapi harus setor ke home industri dimana ibunya bekerja.

Harga kerupuk kuning dari pabrik Rp. 4.500. Fadil menjualnya Rp. 5.000. Lumayan Fadil dapat laba per bungkus lima ratus. Kalau laku semua ia dengan bersyukur bisa bawa pulang ke rumah Rp. 15.000.

"Lima belas ribu buat apa? Jajan?" Saya berondong pertanyaan.

"Buat beli beras,"

Fadil mendorong roda kecilnya dari Kampung Salamanjah, Kadungora menuju Leles, sampai Leuwigoong. Lumayan jauh untuk ukuran anak-anak.

--->> bersambung

1 Komentar

Jika Anda memetik manfaat dari blog Guru Muda ini, segera BAGIKAN kepada anggota keluarga, sahabat Anda.
Agar mereka juga mendapat manfaat yang sama.

Hatur nuhun.